Minggu, 12 Juli 2015

Kisah Perjumpaan Steve Jobs dengan Ayah Kandungnya

Banyak sekali catatan, ilham, inspirasi setelah membaca buku autobiografi Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson. Buku tersebut memaparkan dengan jelas jatuh bangunnya sang pendiri Apple ini dengan rinci. Suka dan duka, masa jaya dan keterpurukan memang mewarnai kisah hidup Steve Jobs. Hingga layaklah dia sebagai seseorang yang pernah menjabat sebagai CEO salah satu perusahaan terpopuler di dunia ini menjadi semacam idola bagi fanboy Apple. Terutama semangatnya dalam merintis dan membesarkan Apple, sikap tidak pernah puas yang positif, dan tentu saja perhatiannya pada detail yang sangat luar biasa (Steve Jobs pernah berselisih hebat dengan Paul Rand, desainer grafis terkenal pencipta logo IBM hanya gara-gara tanda titik pada kartu namanya), salah satu yang menarik adalah sisi melankolis muram Steve Jobs yang selalu merasa sebagai anak yang tidak diinginkan oleh kedua orangtua kandungnya.

Steve Jobs Muda



Steve Jobs dibesarkan oleh orangtua angkat yang menyayanginya dengan sepenuh hati, dia diadopsi semenjak bayi. Kedua orangtua kandungnya memang tidak menginginkannya. Meskipun begitu, ibu kandung Steve Jobs pada saat mengurus perjanjian hak adopsi dengan orangtua angkat Steve Jobs, memberikan satu syarat penting yaitu kelak si bayi jika telah beranjak remaja harus disekolahkan ke Perguruan Tinggi. Hal yang sebenarnya cukup memberatkan kedua orangtua angkat ini, mereka hanya berasal dari kelas pekerja biasa dan bukan orang kaya, tetapi dengan yakin mereka menyanggupinya dan akan berkomitmen untuk kelak mengumpulkan uang kuliah bagi Steve Jobs. Dan begitulah kisahnya, Steve Jobs kecil acapkali mendapatkan ejekan dari temannya bahwa dia anak angkat, dan memang orangtua angkatnya sejak dini tidak pernah menutupi fakta ini. Kadang dia sampai menangis, dan tak jemu juga ayah angkatnya dengan kasih sayang membesarkan hati anak kecilnya ini. Inilah yang menjadi dasar rasa sakit yang terpendam bagi seorang Steve Jobs, perasaan merasa terbuang dan ditelantarkan oleh orangtua kandungnya meskipun tak kurang-kurangnya kasih sayang orangtua angkat Steve Jobs bagi dirinya, membuat Steve Jobs kelak dikenal sebagai seorang pemimpin perusahaan yang acapkali bertindak apa adanya dan sering berucap kasar.


Pelarian Steve Jobs pada penggunaan narkoba di masa remajanya memang tak lepas dari gaya hidup hippies yang dianutnya. Penggunaan narkoba jenis LSD pada masa itu memang hal yang wajar di kalangan anak muda yang sedang bersemangat mencari jati diri. Salah satu judul lagu The Beatles yaitu Lucy in the Sky with Diamond (judul lagu ini bisa disingkat menjadi LSD) konon terinspirasi dari narkoba jenis LSD. Entah benar atau tidaknya rumor ini, di masa itu banyak orang yang mempercayainya. Layaknya generasi pada masa itu, Steve Jobs remaja juga terinspirasi sekali dengan ajaran spiritual India, dia bahkan pernah berkelana ke India mencari guru spiritual. Mempraktekkan puasa yang ketat, menjadi fruitarian (hanya makan buah-buahan saja) salah satu dari banyak hal yang dilakukan Steve Jobs bahkan sampai dia tua sebagai bagian dari kepercayaannya akan mistik dunia Timur.

Kemajuan Apple Computer yang dirintisnya bersama sahabat masa remaja, Steve Wozniak melejitkan Steve Jobs sebagai milyarder muda dunia. Di Amerika, siapa tak kenal Steve Jobs pada saat itu, kesuksesan komputer Apple II memang fenomenal. Steve Jobs berada di puncak impian semua orang. Uang sudah bukan lagi menjadi masalah bagi dirinya. Di saat semua barang bisa dia beli, tentu timbul rasa penasaran dalam dirinya mengenai asal usulnya, tentang siapa sebenarnya orangtua kandungnya. Menyewa detektif tentu saja bukan perkara yang sulit, dan dimulailah petualangan pencarian orangtua kandung Steve Jobs oleh seorang detektif swasta.

Demi menjaga perasaan orangtua angkatnya, Steve Jobs tidak memberitahukan hal ini pada orangtua angkatnya tersebut. Semua berjalan dengan sangat rahasia mengingat posisinya sebagai public figure setingkat selebritis. Kerja detektif ini ternyata memuaskan, dia mampu menelusuri dokter yang membantu persalinan ibu kandung Steve Jobs. Saat Steve Jobs bertemu dokter ini, malang bahwa semua berkas mengenai asal usul Steve Jobs pada saat kelahirannya sudah dilalap api pada satu kebakaran di kantor dokter tersebut. Mendengar kenyataan ini, Steve Jobs cukup kecewa.

Selang berapa lama, muncul surat kepada Steve Jobs, isinya adalah surat-surat kelahiran bayi Steve Jobs beserta nama lengkap ibu kandungnya. Ya, ibu kandungnya bernama Joanne. Usut punya usut, cerita kebakaran yang diceritakan sang dokter hanya bohong belaka, semua berkas kelahiran Steve Jobs masih utuh tersimpan rapi di brankas dokter yang membantu persalinan, dan ternyata menjelang wafatnya sang dokter tersebut, dia memberikan surat wasiat, bahwa surat-surat berkas kelahiran bayi Steve Jobs yang dia simpan rapat tersebut harus diserahkan kepada Steve Jobs.

Langkah berikutnya mudah, Steve Jobs dapat menemui ibu kandungnya tanpa kesulitan, perjumpaan ini terasa spesial, akan tetapi Steve Jobs cukup kaget mendapat kabar bahwa tenryata dia memiliki adik kandung. Ibu kandung Steve Jobs adalah Joanne Simpson. Ayahnya adalah Abdulfattah Jandali, mahasiswa asal Syria. Jobs kecil diserahkan kepada pasangan Paul dan Clara Jobs untuk diadopsi. Penyebabnya, orangtua Joanne tidak setuju anaknya menikah dengan seorang Arab. Walau akhirnya, Joanne akhirnya menikah juga dengan Jandali dan mendapat momongan lagi yang diberi nama Mona. Namun, Joanne dan Jandali bercerai kala pernikahan berusia tiga tahun. Joanne lantas menikah lagi dengan pria lain. Singakt cerita, Steve Jobs pun bersiap untuk mendatangi Mona, dan bertemu untuk pertama kalinya dengan adik kandungnya tersebut.

Adik Steve Jobs, Mona, berprofesi sebagai seorang novelis. Mengetahui hal ini, Steve Jobs sangat bersemangat, bahkan dia berteriak kegirangan di kantor Apple kala itu, dan memberitahu semua karyawan bahwa dia akan bertemu adiknya, dan dengan bangga menceritakan pada semua karyawannya bahwa adiknya adalah seorang novelis. Begitupun juga dengan Mona, saat diberitahu bahwa kakak kandungnya akan menemuinya, Mona tidak diberitahu siapa kakak kandungnya tersebut. Tentu saja ini menjadi bahan candaan teman-teman Mona saat itu, di satu kesempatan saat Mona sedang berkumpul dengan teman-temannya, mereka bermain tebak-tebakan siapa sebenarnya kakak kandung Mona, Mereka menebak dengan menyebutkan beberapa nama selebritis, bahkan keadaan berubah menjadi seru saat teman-teman Mona saling berceletuk secara asal menyebutkan tokoh dan selebritis terkenal. Ada salah satu temannya yang menebak bahwa kakak Mona adalah Steve Jobs, mengingat kepopuleran dan betapa wajah Steve Jobs selalu masuk di televisi serta menjadi sampul depan majalah di kala itu. Sayangnya saat dikonfirmasi pada masa kini, diantara teman-temannya yang hadir saat itu, tidak ada yang ingat siapa si teman yang menebak dengan benar tebakan tersebut.

Steve dan Mona bertemu, dan tentu saja Mona kaget. Tidak menyangka kakak kandungnya adalah salah satu orang terkaya di Amerika. Mereka cepat menjadi akrab, layaknya dua saudara yang lama tidak bertemu. Kini misi Steve Jobs tinggal tersisa satu, yaitu mencari dimana ayah kandungnya kini berada. Ayah yang sudah menelantarkan dirinya, ibu dan adik kandungnya.

Berdasarkan rangkuman informasi yang dikumpulkan dengan sumber daya Steve Jobs yang tak terbatas, keberadaan si Ayah akhirnya terendus. Mona, yang diberi tugas untuk menemui ayah kandungnya ini. Satu hal yang diwanti-wanti oleh Steve Jobs pada Mona adalah agar jangan sampai si Ayah tahu bahwa anak laki-laki yang dia telantarkan pada waktu bayi di masa lalu itu adalah seorang Steve Jobs. Perjumpaan diatur dan segera Mona berangkat menemui Abdulfattah Jandali. Mereka bertemu di sebuah restoran, tempat dimana Abdulfattah Jandali bekerja. Mona berbicara empat mata, dan melepaskan rindu pada Ayahnya.

Dari obrolan panjang, Abdulfattah Jandali mengungkapkan penyesalannya kenapa dia baru bisa bertemu dengan Mona saat sang Ayah sudah pindah dan bekerja di restoran ini, restoran ini kurang bagus, dia berkata bahwa dulu Ayah bekerja di sebuah restoran yang sangat indah dan mewah di pinggir pantai. Coba tebak, siapa pengunjung restoran mewah di pinggir pantai tersebut? Para selebritis, para petinggi dan pimpinan-pimpinan perusahaan besar di Silicon Valley, dan apakah kau tahu bahwa Ayah pernah bertemu dan bersalaman langsung dengan Steve Jobs? Abdulfattah Jandali berbicara dengan nada bangga, kemudian keluar segala pujian setinggi langit dari mulut Abdulfattah Jandali tentang sosok Steve Jobs yang muda, kaya, tampan dan sukses memimpin salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Tak lupa pula dia bercerita, Steve Jobs selalu memberi uang tip yang lumayan banyak padaku, pungkas Abdulfattah Jandali. Mona tercekat, mendadak dia tidak tahu apa yang mesti dia katakan. Tergoda untuk berterus terang ataukah hanya diam. Mona memutuskan untuk tetap diam dan bertingkah wajar. Segera Mona menyambar telepon selepas dari pertemuannya dengan Abdulfattah Jandali. Steve Jobs mendengarkan penjelasan Mona dengan tenang. Ya, aku ingat pria tua dari Syria itu, kata Steve Jobs. Aku ingat pernah bersalaman dengannya, beberapa kali aku berkunjung ke restoran tersebut dan bertemu pria itu.

Akhirnya, setelah perjuangan panjang, penantian selama 27 tahun akhirnya terungkap dan terbuka siapa orangtua kandungnya. Pada akhirnya, Steve Jobs terkadang mengunjungi ibu kandungnya, hubungannya dengan Mona dan ibu kandungnya makin dekat, akan tetapi Jobs sama sekali tidak pernah mau bertemu dengan Abdulfattah Jandali, dan berusaha keras agar Abdulfattah Jandali tidak pernah tahu bahwa anak laki-lakinya adalah Steve Jobs.

Sampai meninggal, Steve Jobs tidak pernah bertemu lagi dengan Abdulfattah Jandali. Dia memang tidak ingin. Perjumpaan mereka agaknya hanyalah perjumpaan di sebuah restoran mewah tempat Abdulfattah Jandali bekerja, bukan layaknya perjumpaan dramatis antara Ayah dan Anak yang telah terpisah puluhan tahun, tetapi hanya interaksi pengunjung restoran yang seorang milyuner muda dari Apple Computer dengan seorang pria tua pegawai restoran. Agaknya, Steve Jobs sudah cukup puas dengan perjumpaan tersebut.

Artikel ini dimuat juga di Kompasiana

Gelombang Ketiga Peminum Kopi


Minum kopi sudah bukan lagi tuang air panas di gelas, seruput pelan, dan selesai. Saat ini dengan perkembangan gerai kopi yang semakin modern, minum kopi dianggap sebagai sebuah gaya hidup. Kadang seseorang tidak pernah merasa puas, sehingga mencari alternatif cara dalam melakukan seduh kopi. Inilah masa gelombang ketiga peminum kopi, kopi mulai diapresiasi seperti seni. 
Salah satu caranya membeli alat-alat seduh manual di rumah dengan alat berkelas. Merek seperti Hario atau Kalita wajib kita miliki jika ingin ”ngopi cantik” di rumah. Berinvestasi pada alat seduh seperti Hario V60 dengan harga yang tidak sampai Rp300.000 dan membeli penggiling kopi yang berkualitas baik sebenarnya bisa menghemat banyak uang ketimbang pergi ke kafe. Bahasan tentang manual brewing pada intinya memberikan setiap orang kesempatan melakukan proses seduh kopi berkualitas. Pastinya banyak bereksperimen merupakan suatu keharusan untuk menemukan variabel tepat yang mencerminkan kopi yang rasanya “Gue Banget”. Coba-coba banyak biji kopi, dan untuk memupuk rasa nasionalis, jangan lupa banyak mencoba biji kopi asli nusantara yang jenisnya banyak sekali itu.
Seduh Manual

Berdasarkan data yang penulis dapatkan, kopi merupakan minuman favorit warga Amerika Serikat. Total jumlah peminum kopi di Amerika Serikat setiap harinya adalah 100 juta orang. Rata-rata orang Amerika menghabiskan 3 cangkir kopi setiap hari, dengan jumlah persentase peminum kopi yang meminum 13 cangkir kopi atau lebih setiap minggunya berjumlah 30 juta orang. Sebanyak 34 persen warga Amerika mengunjungi coffee shop premium seperti Starbucks atau Coffee Bean. Yang lainnya mengunjungi restoran cepat saji yang menyediakan kopi lebih murah seperti Mcdonalds dan Dunkin Donats.


Di Indonesia, minum kopi di kafe juga sudah menjadi hal yang umum. Kultur kopi di Indonesia sebenarnya kuat, apalagi Indonesia juga penghasil kopi dan memasok kopi untuk dunia. Yang terjadi, masyarakat Indonesia kurang bisa mengapresiasi kopi dari negara sendiri. Hal yang penting adalah, seharusnya makin banyak konsumen di Indonesia yang bangga pada kopi Indonesia. Gerai kafe di luar negeri banyak yang menggunakan campuran kopi Sumatera pada coffee blend mereka, atau menyajikan single origin dari daerah Toraja atau Aceh, ini menandakan bahwa kopi Indonesia sebenarnya tidak kalah dalam rasa dibandingkan dengan kopi dari negara Afrika atau Amerika Selatan.

Awalnya Pizza Makanan Orang Miskin

Jaman dahulu kala, pizza dikenal sebagai makanan orang miskin di Italia, anggota kerajaan pun dilarang hukumnya untuk makan makanan ini. Bentuknya cuma roti bundar kering dan banyak dijual di pinggir jalan, terutama di kota Naples (Napoli), konon kota ini adalah kota asal pizza. 


Restoran Klasik Pizza

Margherita Pizza

Mencuatnya kabar tentang makanan orang miskin ini, sampai juga ke telinga Ratu Margherita, karena saking penasarannya, saat kunjungan ke beberapa wilayah dan Ratu mampir ke Napoli, timbullah ide unik sang Ratu, dia ingin mencicipi makanan orang miskin dan rendahan ini.

Maka dibuatlah pizza yang spesial untuk sang Ratu, karena tomat sudah dibawa masuk ke Italia, maka pizza yang awalnya cuma roti bundar diolesi dengan saos tomat yang lezat, kemudian untuk menambah kesan istimewa ditambahlah keju mozarella yang berwarna putih dan daun kemangi yang berwarna hijau. Dan, jadilah pizza yang indah, diwakili tiga warna, merah, hijau, dan putih, melambangkan warna bendera Italia dan untuk menghormati Ratu Margherita. Sampai sekarang kita masih mengenal pizza jenis ini, sangat populer, namanya pizza Margherita.

Berawal dari makanan orang kelas pinggiran, sekarang pizza bisa dibilang makanan untuk semua orang, bahkan di Indonesia diidentikkan dengan makanan orang kaya. 

Begitulah perjalanan makanan berbentuk bundar ini. Pizza saat ini bukan makanan kelas rendahan lagi, sekarang gerai-gerai pizza sudah masuk ke mall-mall mewah. Makan di restoran pizza tentu memberikan gengsi tersendiri. Saat ini, hampir sebagian besar masyarakat Indonesia di perkotaan sudah akrab dengan karakter rasa pizza. Gerai pizza waralaba dari luar negeri pun sudah masuk ke pasar Indonesia. Makan pizza, bukan hal yang luar biasa lagi, kita dapat dengan mudah mendapatkannya di mall-mall dan restoran.

Jumat, 10 April 2015

Rekomendasi Barber Shop di Yogyakarta

Sekarang memang lagi tren kembali potongan model klasik, seperti junior contour atau executive contour. 2 tahun belakangan, booming pomade membuat potongan model rambut klasik muncul kembali ke permukaan. Salah satu imbasnya, makin banyak penjual pomade, baik mereka punya toko atau secara online. Beli pomade secara COD juga jadi tren, kita bertemu langsung dengan penjual. 

Di Jogja, tren potong rambut di barber shop ini juga mulai muncul. Ada beberapa barber shop yang menawarkan pomade juga kepada kostumer. Kita bisa potong rambut dan dengan tambahan biaya bisa dipakaikan pomade juga. 

Bagi yang bingung mencari barber shop yang rekomended di Jogja, saya ada beberapa rekomendasi barber shop. 

1. Boediman Jr Barber Shop
Barber shop ini nampak cozy, dengan interior yang bagus dan menarik ala distro. Di sini juga menjual pomade Boediman Jr. Kursi barber shop nya bagus, ruangan ber AC dan ada beberapa menu potong rambut. Harga di Boediman Jr untuk hair cut saja Rp20.000, untuk Boediman package (hair cut, keramas, tonik, pomade) Rp25.000, dan yang termahal paket Gentleman ( hair cut, keramas, tonik, pomade, dan cleaning sepatu) seharga Rp45.000. Model-model rambut klasik bisa kita rekuest pada barber shop ini. Lokasinya di JL Gejayan Selokan Mataram arah ke UGM

Boediman Jr Barber Shop

Boediman Jr Barber Shop
2. Plontos Barber Shop
Barber shop ini di Seturan, masuk ke arah gang yang ada di depan Mandiri samping STIE YKPN, nampak ada rumah dengan plang Plontos Barber, dengan interior yang biasa. Di sini juga menjual pomade seperti Murray's. Ruangan ber AC dan ada beberapa menu potong rambut. Harga di Plontos Barber untuk hair cut saja Rp15.000.

3. Adam Barber Shop
Lokasi di Gowok daerah Amplaz. Masuk ke arah gang yang menuju SMA UII. Tidak jauh dari jalan besar. Di sini juga menjual gel rambut. Ruangan ber AC dan kapsternya cukup terampil. Harga di Adam Barber untuk hair cut saja Rp10.000.

Sabtu, 28 Maret 2015

Cara Membuat Paspor Online di Yogyakarta

Beberapa waktu lalu saya coba membuat paspor. Memang belum punya sebelumnya, jadi ini adalah pengalaman yang akan saya coba bagikan. Saya mendaftarkan secara online, melalui laman ini http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/faces/InetMenu.jsp

Langkah pertama adalah isi data diri dengan lengkap. Setelah itu siapkan berkas-berkas yang diperlukan, dan lakukan pembayaran melalui bank BNI (kita akan menerima pemberitahuan melalui email), print surat pemberitahuan tersebut lalu bayarkan di BNI.
Saya memilih membuat paspor 48 halaman, bagaimana perbedaan paspor ini dengan paspor 24 halaman bisa dibaca di sini.

Setelah pembayaran beres, kita harus online lagi untuk mengkonfirmasi, dan pilih jadwal kapan kita akan datang ke kantor imigrasi. Jika tinggal di Yogyakarta, kita bisa datang ke kantor imigrasi di JL Adisucipto. Saat datang ke sana sesuai jadwal yang sudah tertera. Saya datang jam 10.00 dengan membawa kelengkapan (ijazah, KK, KTP/SIM, dll) saya sudah tidak mendapat nomor antrian, karena nomor antrian dibedakan untuk yang online dan offline. Dari satpam, saya diberitahu dalam 1 hari dibatasi 40 orang nomor antrian untuk pengurusan via online. Alhasil, keesokan hari saya harus balik lagi.

Cara Membuat Paspor Online di Yogyakarta

Cara Membuat Paspor Online di Yogyakarta
Esok harinya saya datang pukul 06.30 pagi, dan memang sudah terlihat antrian. Usahakan datang pagi-pagi sebelum jam 07.00. Jam 07.00 nomor antrian sudah dibagikan. Saat sudah dapat nomor, kita tinggal menunggu kantor imigrasi buka sekitar jam 08.00 pagi. 

Lalu hal yang harus kita lakukan berikutnya adalah, menunggu antrian nomor kita dipanggil. Saya dapat antrian online ke 7, dan pukul 09.00 kurang sudah dipanggil. Langsung masuk untuk foto, dan diberitahukan lagi jadwal untuk pengambilan paspor kapan. 

Prosesnya cepat, dan nanti sesuai jadwal pengambilan paspor kita, kita hanya perlu datang ke kantor imigrasi lagi dan mengambil paspor kita.  


Rabu, 04 Maret 2015

Sinopsis Film Wild Card

Sinopsis Film Wild Card Penggemar aksi gebuk-gebukan ala Jason Statham wajib nonton film ini. Awal nonton film ini karena ingin mencoba XXI Premiere di Jogja City Mall. Ternyata baru tahu kalau The Premiere hanya menayangkan 1 film setiap harinya. Karena sudah terlanjur akhirnya pesan juga tiket film Wild Card. Pesan tiket bioskop The Premiere kita tidak berdiri seperti di loket XXI biasanya, tapi ada meja dan dilayani di meja. Tiketnya juga bentuknya silver lebih bagus dan diberi wadah. 

Harga tiket The Premiere XXI Jogja City Mall untuk hari biasa Senin-Kamis Rp50.000. Karena saya nonton waktu itu hari Senin jadi tiketnya Rp50.000. Bisa juga pesan makan dan minum, seperti menu nasi juga ada. Nanti nasi akan dihidangkan saat kita di dalam sedang menonton film. Saya waktu itu pesan nasi chili ala chicken katsu. 

Di dalam tentu saja seatnya berbeda, lebih empuk sofanya, lebih besar, dan lebih sedikit jumlahnya. Jadi seperti menonton film di rumah. Selain itu ada space sandaran tangan yang lebar di samping kita, dan kursi bisa diatur sandarannya hingga ke posisi rebah seperti kita akan tidur. AC-nya dingin, dan kita bisa ambil selimut yang disimpan di rak di bawah kursi. 

Sinopsis Film Wild Card
Film Wild Card sendiri menceritakan tentang seorang tukang pukul, yang jago banget berkelahi. Mantan pacarnya dipukuli oleh mafia Italia. Kemudian si tukang pukul ini balas dendam. Maka akan banyak adegan perkelahian dengan bumbu permainan poker di Las Vegas, dan  akhirnya takdir merubah jalan hidup tukang pukul ini setelah bertemu dengan seorang jenius komputer (yang mendapatkan gaji pertamanya sebesar 70 juta dollar saat berusia 19 tahun) yang mencari arti keberanian dalam hidup. Si jenius ini yang akhirnya memberikan apa yang selama ini diangankan oleh si tukang pukul.


Buat yang suka jenis pertarungan ala boxer, wajib nonton film ini. Pertarungan di film ini keras, dan brutal. Cukup menegangkan karena pertarungan ala jalanan akan banyak tersaji. Yang kuat itu yang menang. Dan saksikan aksi Jason Statham berjudi hingga membuat bangkrut kasino di Las Vegas. 








Kamis, 26 Februari 2015

Pomade Menyebabkan Botak?


Memang susah ya kita ingin bergaya, dengan menggunakan pomade minyak rambut yang wangi tapi ternyata berpengaruh ke kesehatan. Ada beberapa jenis orang yang memang karena genetik mereka botak saat mencapai umur tertentu. Tapi benarkah bahwa pemakaian pomade bisa menyebabkan kebotakan?

Pomade Menyebabkan Botak?


Jawabannya susah-susah gampang. Beberapa produk hair treatment seperti pomade ada yang menggunakan bahan-bahan organik alami, dan mereka tidak menambahkan zat aditif. Malah mereka menggunakan bahan-bahan alami yang dapat mempersubur rambut. 

Pengaruh paling besar dalam kebotakan tentu saja faktor genetik. Dan tidak bisa dipungkiri juga faktor pribadi masing-masing orang. 

Jadi jangan salahkan pomade. Selama kita memakai pomade dengan benar, tidak jorok, selalu berkeramas, dan menjaga rambut kita dengan mengistirahatkan (degrease) dari pomade maka niscaya pomade aman. Tapi bila memang kita merusak rambut kita dengan perawatan yang salah dan ngawur, dan faktor genetik kita memang ada bawaan botak, kalau lalu kita jadi botak janganlah salahkan pomade.