Minggu, 12 Juli 2015

Gelombang Ketiga Peminum Kopi


Minum kopi sudah bukan lagi tuang air panas di gelas, seruput pelan, dan selesai. Saat ini dengan perkembangan gerai kopi yang semakin modern, minum kopi dianggap sebagai sebuah gaya hidup. Kadang seseorang tidak pernah merasa puas, sehingga mencari alternatif cara dalam melakukan seduh kopi. Inilah masa gelombang ketiga peminum kopi, kopi mulai diapresiasi seperti seni. 
Salah satu caranya membeli alat-alat seduh manual di rumah dengan alat berkelas. Merek seperti Hario atau Kalita wajib kita miliki jika ingin ”ngopi cantik” di rumah. Berinvestasi pada alat seduh seperti Hario V60 dengan harga yang tidak sampai Rp300.000 dan membeli penggiling kopi yang berkualitas baik sebenarnya bisa menghemat banyak uang ketimbang pergi ke kafe. Bahasan tentang manual brewing pada intinya memberikan setiap orang kesempatan melakukan proses seduh kopi berkualitas. Pastinya banyak bereksperimen merupakan suatu keharusan untuk menemukan variabel tepat yang mencerminkan kopi yang rasanya “Gue Banget”. Coba-coba banyak biji kopi, dan untuk memupuk rasa nasionalis, jangan lupa banyak mencoba biji kopi asli nusantara yang jenisnya banyak sekali itu.
Seduh Manual

Berdasarkan data yang penulis dapatkan, kopi merupakan minuman favorit warga Amerika Serikat. Total jumlah peminum kopi di Amerika Serikat setiap harinya adalah 100 juta orang. Rata-rata orang Amerika menghabiskan 3 cangkir kopi setiap hari, dengan jumlah persentase peminum kopi yang meminum 13 cangkir kopi atau lebih setiap minggunya berjumlah 30 juta orang. Sebanyak 34 persen warga Amerika mengunjungi coffee shop premium seperti Starbucks atau Coffee Bean. Yang lainnya mengunjungi restoran cepat saji yang menyediakan kopi lebih murah seperti Mcdonalds dan Dunkin Donats.


Di Indonesia, minum kopi di kafe juga sudah menjadi hal yang umum. Kultur kopi di Indonesia sebenarnya kuat, apalagi Indonesia juga penghasil kopi dan memasok kopi untuk dunia. Yang terjadi, masyarakat Indonesia kurang bisa mengapresiasi kopi dari negara sendiri. Hal yang penting adalah, seharusnya makin banyak konsumen di Indonesia yang bangga pada kopi Indonesia. Gerai kafe di luar negeri banyak yang menggunakan campuran kopi Sumatera pada coffee blend mereka, atau menyajikan single origin dari daerah Toraja atau Aceh, ini menandakan bahwa kopi Indonesia sebenarnya tidak kalah dalam rasa dibandingkan dengan kopi dari negara Afrika atau Amerika Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar